" do the best but don't think the best "


Jumat, 23 September 2016

Project Assigment

PLTA Cirata merupakan salah satu unit pembangkit milik PT. Pembangkitan Jawa Bali yang memegang peranan penting terhadap ketersediaan dan kestabilan suplai listrik di Jawa-Bali. PLTA Cirata terhubung dengan sistem jaringan 500 kV Jawa-Bali. Salah satu kelebihan PLTA Cirata adalah dapat melakukan line charging sistem jaringan 500 kV Jawa-Bali apabila terjadi blackout. Line charging merupakan pengisian tegangan ke jaringan 500kV yang digunakan untuk memulihkan sistem jaringan 500 kV Jawa-Bali.  Sebelum melakukan line charging, PLTA Cirata melakukan proses blackstart. Blackstart merupakan proses yang digunakan untuk membangkitkan 1 unit pembangkit PLTA Cirata dan membutuhkan sumber energi listrik yang dihasilkan dari emergency diesel generator (EDG) Switchyard.

Emergency diesel generator (EDG) merupakan peralatan utama saat terjadi blackout. EDG dilengkapi dengan Generator yang dapat membangkitkan tegangan listrik 6 kV, tegangan listrik tersebut digunakan untuk Starting Up 1 unit pembangkit PLTA Cirata. Dengan beroperasinya 1 unit pembangkit, maka dapat melakukan line charging yang digunakan untuk membangkitkan unit yang lain (unit interkoneksi dengan jaringan 500 kV).


Preventive maintenance pada emergency diesel generator (EDG) dilakukan 1 minggu 1 kali melalui proses pemanasan engine selama ± 15 menit guna menjaga kehandalan EDG. Hal tersebut mengacu pada IKC-17.2.1.49. Pada saat dilakukan preventive maintenance EDG, seringkali terjadi kegagalan start engine pada proses starting. Starting awal EDG menggunakan bantuan motor air starter yang hanya mampu digunakan untuk 1 kali start. Apabila terjadi kegagalan, maka kompresor akan bekerja untuk pengisian tanki udara bertekanan sebesar 25 bar guna mensuplai udara motor air starter. Pengisian udara bertekanan membutuhkan waktu ± 15 menit. Apabila terjadi kegagalan start pada saat blackout, maka tidak ada suplai listrik guna penjalankan kompresor dan proses blackstart tidak akan berjalan dengan lancar. Melihat kondisi tersebut, maka pada project assignment ini  dilakukan modifikasi motor air starter menggunakan motor starter elektrik untuk starter EDG.
| 08.01 |

Telaah Staff

KOMPETENSI 1 : PEMELIHARAAN TURBIN AIR
PENGGANTIAN MATERIAL HEAD COVER SHAFT SEAL
MENGGUNAKAN STAINLESS STEEL


Turbin air merupakan peralatan utama dalam pembangkit listrik tenaga air (PLTA) yang berfungsi merubah energi potensial dan kinetik air menjadi menjadi energi mekanik. Energi mekanik berupa putaran poros didapatkan dari air yang melalui sudu-sudu runner. Energi mekanik ini kemudian diubah menjadi energi listrik oleh generator. Pada PLTA Cirata, jenis turbin yang dipakai ialah turbin francis. Dinamakan turbin francis karena pada bagian runner memiliki bentuk vertical axis (poros tegak). Bagian utama dari turbin air ialah stay vane, guide vane, runner, dan shaft. Selain itu terdapat alat bantu berupa servo motor, air admission, shaft seal, dan by pass valve. Dengan kecepatan konstan sebesar 187,5 rpm, turbin air yang dimiliki PLTA Cirata mampu menghasilkan daya maksimum sebesar 129,6 MW.



Salah satu bagian peralatan mekanik turbin ialah head cover shaft seal yang berfungsi sebagai dudukan dari sealing box dan carbon ring segment dalam instalasi shaft seal. Terdapat dua instalasi yang melalui head cover shaft seal, yaitu instalasi sealing shaft seal yang berfungsi sebagai perapat poros dengan memberikan air bertekanan sebesar 4 bar untuk menghindari air bertekanan 2,5 bar dari draft tube naik ke area turbin pit dan instalasi air admission yang berfungsi mengurangi efek kavitasi pada area draft tube dan runner dengan memberikan suntikan udara.

Apabila dilihat umur head cover shaft seal pada unit #1 yang telah dipakai 4 tahun, adanya korosi yang dialami head cover shaft seal lambat laun dapat mengakibatkan kebocoran air pada area turbin pit. Oleh karena itu perlu dilakukan penggantian head cover shaft seal dengan penggunaan material yang tahan terhadap korosi yaitu baja tahan karat stainless steel. Stainless steel merupakan baja tahan karat yang mengandung senyawa besi dan setidaknya 10,5% chromium untuk mencegah proses korosi karena adanya lapisan film oksida chromium yang menghalangi proses oksidasi akibat kontak dengan lingkungan.
 
 
| 07.55 |

Kamis, 22 September 2016

Qumon at PJB

Cirata, 2016 - Rutinitas setiap pagi yang dilakukan sebelum memulai bekerja ialah quick morning meeting (QUMON). Qumon dlakukan oleh setiap departemen / bidang dan dihadiri oleh seluruh karyawan pada departemen / bidang tersebut. Tujuan diadakannya qumon tersebut untuk meriview pekerjaan kemarin yang telah dilakulan dan pekerjaan yang nantinya akan dilakukan. Selain itu, qumon juga berfungsi pengecekan tim dalam kesiapan bekerja. Dengan ini harapannya perencanaan di awal setiap semester dapat terlaksana dan target perusahaan dapat terpenuhi dengan baik.




| 22.00 |

Jumat, 09 September 2016

Metode yang umum digunakan dalam mencegah korosi diantaranya:

Artikel ini dibuat sebagai penunjang telaah staff pemecahan masalah yang berada pada PJB

 Pencegahan Korosi

  1. Perlakuan terhadap permukaan. Hal ini dapat dilakukan dengan pengaplikasian zat pelapis, pelapisan zat reaktif, dan anodisasi.
  2. Pemberian plat atau lempengan logam, pengecatan, atau pemberian lapisan enamel pada suatu material adalah cara yang umum dilakukan dalam mencegah korosi dengan metode perlakuan terhadap permukaan. Mereka bekerja dengan memberikan perlindungan terhadap suatu material yang mungkin akan berkarat, mencegahnya terekspos ke atmosfer atau senyawa korosif lainnya. Namun dalam proses pelapisan dengan logam, perlu diperhatikan jenis logam yang akan melapisi dan dilapisi karena jika salah akan mengakibatkan korosi galvanik dan menyebabkan korosi yang terjadi lebih parah.
  3. Pemberian lapisan reaktif umumnya pemberian senyawa yang dapat menyatu dengan material dan menjadi penghambat terjadinya korosi akibat reaksi kimia, bukan karena sifat galvanik dari senyawa tersebut. Senyawa-senyawa tersebut dapat berupa senyawa mineral laut dan surfaktan.
  4. Anodisasi adalah proses pencegahan korosi dengan mengisi pori-pori logam dengan senyawa anti karat dengan cara merendamnya dalam suatu larutan garam-garaman. Perendaman ini umumnya dilakukan sesaat setelah terjadinya proses pencetakan dengan maksud pendinginan dan sekaligus anodisasi agar logam yang terbentuk menjadi lebih kuat dan tahan korosi. Jika permukaannya tergores, maka proses pasivasi akan terjadi dan melindungi bagian yang tergores, meski logam aslinya tidak mungkin melakukan pasivasi.
  5. Proteksi katodik, yaitu proteksi pengorbanan anoda dan pemberian arus listrik pencegah korosi.
  6. Proteksi pengorbanan anoda yaitu proteksi dengan memberikan anoda kepada logam yang akan dilindungi, sehingga logam yang dilindungi menjadi katoda. Logam yang dilindungi akan mendapatkan donor elektron dari anoda sehingga katoda terhindari dari korosi, sedangkan anoda yang kehilangan elektron akan mengalami korosi.
  7. Pemberian arus listrik pencegah korosi umum dilakukan untuk struktur yang besar di mana pengorbanan anoda tidak dapat dilakukan dengan alasan efisiensi. Arus yang diberikan umumnya berupa arus DC. Arus, yang merupakan aliran elektron, akan melindungi logam tersebut dari korosi.
| 13.47 |
Back to Top